Rabu, 23 Februari 2011

Arsitek-arsitek di alam (Lebah Madu)

Kali ini saya akan memberi tahu anda salah satu arsitek di alam, yaitu Lebah madu. Ketika anda memasuki pedesaan, anda akan lihatkeindahan bunga-bungan, namun jika anda lihat lebih dekat maka anda bias jumpai makluk hidup lain, yaitu Lebah madu (salah satu arsitek di alam yang paling disiplin).

Lebah madu hidup berkoloni dan memproduksi makanan
paling sempurna yaitu Madu. Mereka menyimpan madu-madu yang mereka dapat kedalam kantung-kantung berbentuk Hexagonal (Segienam). Tapi pernahkah anda berpikir , Kenapa mereka membuat kantung berbentuk Hexagonal?
Para ahli matematika mencari jawaban tentang pertanyaan itu,Namun setelah dilakukan penelitian, ditemukan jawaban yang sangat menarik. Cara terbaik membuat gudang penyimpanan yang berkapasitas besar adalah dengan membuatnya berbentuk Hexagonal.

Andaikan lebah-lebah tersebut membuat kantung-kantung berbentuk Silinder atau Prisma Segitiga, maka akan terbentuk ruangan diantaranya dan lebih sedikit madu yang tersimpan di dalamnya.
Kantung berbentuk Segitiga atau Persegi bias saja di buat tanpa terdapat terdapat ruang diantaranya, Tapi disini ahli metematika menyadari hal terpenting.
Dari semua bentuk geometri yang mempunyai keliling paling kecil adalah Hexagonal.
Karena alasan inilah walau semua bentuk tadi memenuhi luasan area yang sama, namun material yang di butuhkan bentuk Hexagonal lebih sedikit dan menapung volum terbesar jika di bandingkan segitiga atau persegi.
Dengan kata lain, suatu kantung berbertuk hexagonal adalah bentuk terbaik untuk gudang penyimpanan yang mempunyai kapasitas besar dengan bahan baku lilin dalam jumlah yang paling sedikit.


Hal lain yang mengagumkan tentang lebah madu ini ialah kerjasama dalam membangun sarang mereka. Jika seseorang melihat rumah lebah yang telah jadi, maka mereka akan berpikir sarang terbangun dalam blog tunggal.
Padahal sebenarnya lebah-lebah memulai membangun rumahnya dari titik yang berbeda-beda. Ratusan lebah membangun rumahnya dari tiga atau empat titik yang berbeda. Mereka melanjutkan penyusunan rumahnya tersebut, sampai bertemu di tengah. Tidak ada kesalahan sedikitpun di titik di mana mereka bertemu. Lebah juga menghitung besar sudut antara rongga satu dengan lainnya pada saat membangun rumah. Suatu rongga dengan rongga di belakangnya selalu dibangun dengan kemiringan 13 derajat dari bidang datar. Dengan begitu kedua rongga berada dalam keadaan miring keatas. Kemiringan ini mencegah agar madu tidak mengalir keluar dan tumpah.
Tuhan telah menciptakan semuanya dengan kemampuan khususnya sendiri, termasuk kita. Seperti lebah madu, walaupun kecil namun punya kemampuan yang luar biasa dalam suatu koloni.
Selengkapnya...

Space Banner

ads ads ads ads

Flag counter

free counters

Buang-buang

Eartquakes and Stunami

Template by:

Free Blog Templates